Debat Ketiga Pilkada Kota Depok 2024: Imam-Ririn Tegaskan Depok Bukan Kota Intoleran
Pada Kamis, 21 November 2024, debat ketiga Pilkada Kota Depok 2024 berlangsung di Ballroom Jakarta Global University (JGU), Grand Depok City. Debat dengan tema “Kerukunan” ini menghadirkan pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Depok, Imam Budi Hartono dan Ririn Farabi Arafiq, yang menjawab pertanyaan terkait penilaian Setara Institute pada 2023 yang menyebut Kota Depok sebagai salah satu kota intoleran.
Imam Budi Hartono menanggapi tuduhan tersebut dengan tegas, mengatakan bahwa tuduhan itu tidak benar. “Depok adalah kota yang sangat beragam dan mencintai kebhinekaan,” ujarnya. Imam menegaskan bahwa Pemkot Depok telah menjalankan berbagai program yang mendukung kerukunan antar umat beragama, seperti pemberian hibah untuk perbaikan rumah ibadah yang mencakup masjid, gereja, dan rumah ibadah lainnya. Selain itu, terdapat kegiatan rutin seperti jambore kebangsaan dan kemah lintas agama yang mengedepankan semangat persatuan dan perdamaian.
Imam juga menyampaikan bahwa Pemkot Depok memiliki Indeks Kerukunan Umat Beragama yang tinggi, yaitu 73,4% pada 2023, serta indeks konflik sosial yang relatif aman dengan nilai 49,84. Ia menambahkan bahwa pemerintah memberikan dana insentif untuk pembimbing rohani guna memperkuat peran agama dalam menciptakan kerukunan umat beragama. “Kami mendukung setiap kegiatan keagamaan, dan rumah ibadah untuk IMB-nya diberikan gratis,” jelas Imam.
Sebaliknya, pasangan calon nomor urut 02, Supian Suri dan Chandra Rahmansyah, berpendapat bahwa untuk menjadikan Depok kota toleran, konsep Piagam Madinah yang diterapkan di Madinah oleh Rasulullah SAW perlu diadopsi. Mereka menganggap Depok masih dianggap intoleran oleh masyarakat karena ketidaksetaraan yang ada. Menurut mereka, Depok harus membangun sistem pemerintahan yang inklusif dan berkeadilan, mengutamakan persatuan tanpa membedakan golongan.
Namun, Imam kembali memberikan klarifikasi dengan menegaskan bahwa lembaga yang lebih berkompeten dalam memberikan penilaian tentang kerukunan antar umat beragama adalah Kementerian Agama, bukan lembaga akademik atau swasta seperti Setara Institute. Ia juga mengungkapkan bahwa banyak tokoh agama dari berbagai agama di Depok, seperti Pendeta Roland, Pendeta Niko, dan Pendeta Rocky, yang menyatakan bahwa Depok bukan kota intoleran. “Kami memiliki sahabat dari berbagai agama yang membuktikan bahwa Depok adalah kota yang toleran,” tutup Imam.
Dengan jawaban yang lebih berdasarkan fakta dan data, pasangan Imam-Ririn berhasil menunjukkan komitmennya dalam menjaga kerukunan umat beragama dan membangun Depok yang lebih sejahtera, damai, dan inklusif.