Gen-Z Depok ‘Dobrak’ Bang Imam, Cafe Abin Dibanjiri Ide dan Aspirasi!

Imam Budi Hartono dan Ririn Farabi A Rafiq

Lebih dari 60 generasi muda atau Gen-Z memadati Cafe Abin di Jalan Margonda Raya untuk mengikuti diskusi bersama Imam Budi Hartono, Wakil Walikota Depok yang akrab disapa Bang Imam. Acara berjudul “Dobrak Bang Imam” ini diadakan pada Senin malam (28/10) untuk memberi ruang bagi para Gen-Z menyampaikan pertanyaan dan harapan mereka terkait masa depan Depok dan isu-isu anak muda.

Bang Imam membuka diskusi dengan candaanya yang mengundang gelak tawa para peserta. “Selamat malam, orang-orang yang selalu mengkritik kota Depok di kolom komen Depok24Jam,” ucapnya sambil tersenyum, mencairkan suasana sekaligus menunjukkan bahwa kritik dari warga tidak membuatnya tersinggung, justru dijadikan masukan untuk perbaikan kota.

Sesi diskusi berjalan hangat dan mengalir. Para peserta dari berbagai latar belakang antusias melontarkan pertanyaan-pertanyaan seputar mental health, digitalisasi, perkembangan kota, serta kontribusi yang bisa diberikan oleh anak muda untuk Depok. Diskusi ini menjadi ajang dialog terbuka yang memperlihatkan keinginan besar para Gen-Z untuk turut membangun kota mereka.

Salah satu pertanyaan menarik datang dari seorang peserta yang membahas anggaran pendidikan di Depok. “Pak Imam, dari total APBD Depok sebesar 4 triliun lebih, kenapa anggaran untuk pendidikan hanya 20 persen? Mohon bisa dinaikkan agar pembangunan SDM di Depok lebih baik,” tanyanya.

Menanggapi hal ini, Bang Imam mengibaratkan APBD seperti kue yang harus dibagi sesuai porsi masing-masing sektor. “APBD kita setengahnya untuk operasional atau gaji, dan pendidikan memang mendapat porsi terbesar sebesar 20 persen. Kenapa belum bisa kita tambah? Karena ada sektor-sektor lain yang juga perlu di-support,” jelasnya, memberikan pemahaman bahwa setiap sektor memiliki kebutuhan yang penting untuk kesejahteraan kota.

Di akhir sesi, Bang Imam menjelaskan bahwa penambahan anggaran pendidikan memang memungkinkan, namun ada konsekuensinya. “Jika anggaran pendidikan dinaikkan, sektor lain bisa terabaikan; fasilitas publik tak terawat, jalan rusak tak diperbaiki, manajemen kota bisa terganggu. Yang utama adalah, kita harus memastikan 20 persen itu digunakan sebaik mungkin agar benar-benar berdampak pada pembangunan SDM di Depok,” tutupnya.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp