Depok, November 2024 — Keraguan Chandra Rahmansyah, calon wakil walikota Depok nomor urut 02, mengenai potensi bahaya insinerator sebagai solusi pengelolaan sampah kota, dinilai tidak berdasar. Chandra sebelumnya mengkhawatirkan bahwa insinerator yang direncanakan akan menghasilkan emisi gas rumah kaca dan dioksin, senyawa berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Namun, sejumlah fakta teknis menunjukkan bahwa teknologi insinerator yang digunakan di Depok sudah teruji aman dan ramah lingkungan, sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Insinerator tersebut dirancang untuk beroperasi pada suhu tinggi, mencapai 800 derajat Celsius, suhu yang secara ilmiah mencegah terbentuknya dioksin. Dioksin, yang sering menjadi perhatian terkait proses pembakaran sampah, hanya akan muncul pada suhu di bawah 800 derajat Celsius. Dengan teknologi yang sudah dikontrol untuk mencapai suhu optimal ini, risiko pencemaran udara yang disebabkan oleh dioksin tidak perlu dikhawatirkan.
Selain itu, insinerator ini hanya akan membakar sampah residu, yaitu sampah yang telah dipilah dan tidak bisa diolah kembali melalui proses daur ulang. Pemilahan ini dilakukan untuk mengoptimalkan pembakaran dan meminimalkan dampak lingkungan. Volume abu yang dihasilkan pun sangat kecil—hanya sekitar 40-45 kilogram dari setiap ton sampah yang dibakar—dan abu tersebut dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan conblock, sehingga tidak menimbulkan limbah tambahan.
Insinerator ini tidak hanya mengurangi volume sampah hingga 95-96%, tetapi juga telah melewati berbagai uji kelayakan yang memastikan penggunaannya aman bagi masyarakat. Pengujian dan sertifikasi yang diberikan oleh KLHK menegaskan bahwa teknologi ini sesuai dengan standar pengelolaan sampah modern yang aman dan berkelanjutan.
Meragukan program insinerator ini sama saja dengan meragukan proses sertifikasi dan kajian yang sudah dilakukan oleh pemerintah pusat melalui KLHK. Teknologi insinerator yang diadopsi di Depok memberikan solusi konkret untuk penanganan sampah yang efektif, aman, dan berpotensi berkelanjutan bagi kota, tanpa perlu dikhawatirkan akan mencemari lingkungan atau mengganggu kesehatan masyarakat.