Pasir Gunung Selatan bergema dengan semangat politik warga. Ratusan orang, didominasi anak muda, memadati RW 07, Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Kecamatan Cimanggis, untuk menghadiri acara Ngobrol Politik bersama calon walikota Depok, Bang Imam. Kegiatan dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mendapatkan dukungan dari berbagai lembaga setempat seperti Paguyuban Dana Sosial Kematian (PDSK) yang mewakili sekitar 250 keluarga, serta organisasi kepemudaan Irentu 07.
Diskusi politik yang berlangsung pada sore itu terasa interaktif dan hidup. Para pemuda antusias melontarkan pertanyaan kepada Bang Imam terkait kebijakan, program, dan solusi yang akan ia terapkan jika terpilih sebagai walikota. Mahardika Bambang Saputra, seorang mahasiswa asal RW 02 yang juga aktif di Kemenpora, memanfaatkan kesempatan ini untuk menyuarakan kekhawatirannya soal kemacetan di Jalan Raya Sawangan.
“Pak Imam, saya sering melintas di Jalan Raya Sawangan yang selalu macet. Ini menyebabkan boros bensin dan polusi. Kira-kira, apa kebijakan yang akan bapak terapkan untuk mengatasi masalah ini?” tanyanya.
Menanggapi hal tersebut, Bang Imam menjelaskan tentang batasan kewenangan pemerintah kota Depok. “Perlu dipahami bahwa ada jalan-jalan yang kewenangannya di bawah pemerintah pusat, termasuk Jalan Raya Sawangan. Kami sudah mengusulkan solusi dua tahun lalu, namun belum ada tindak lanjut,” jelasnya. Meski begitu, ia berjanji untuk tetap berupaya mengurai kemacetan dengan rencana pelebaran jalan, serta pembangunan underpass dan flyover.
Diskusi pun berlanjut dengan pertanyaan lain mengenai penanganan sampah, yang menjadi masalah mulai dari lingkungan sekitar hingga TPA Cipayung. Salah seorang peserta menanyakan kebijakan Bang Imam terkait program pengelolaan sampah, terutama setelah insiden yang terjadi di TPA tersebut.
Menanggapi hal ini, Bang Imam menegaskan bahwa persoalan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga warga. “Kita menghasilkan sekitar 0,6 kilogram sampah per hari, jadi penting untuk tidak membuang sampah sembarangan. Masa sampai ada yang buang spring bed ke sungai?” katanya sambil tersenyum.
Sebagai solusi, ia mengungkapkan bahwa pemerintah kota sedang menjalankan proyek percontohan di TPA Cipayung dengan dua insinerator berkapasitas 5 ton per hari. “Kami akan mengolah sampah menjadi RDF (Refuse Derived Fuel) yang dapat dijual ke pabrik di Cibinong. Selain itu, insentif akan diberikan kepada RW yang aktif mengelola sampah di wilayahnya,” tutupnya, menegaskan komitmennya untuk menciptakan Depok yang lebih bersih dan nyaman.